Kisah Nabi Nuh Alaihi Salam

Kisah Nabi Nuh as

WAPSABLOGGER.ID - Cerita - Nabi Nuh a.s adalah Nabi keempat setelah Nabi Adam a.s. Ia merupakan keturunan kesembilan dari Nabi Adam a.s. Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dalam masa kekosongan antara dua rasul. Dalam kekosongan ini menjadikan manusia secara perlahan melupakan ajaran Allah SWT. Mereka menjadi musyrik kembali, meninggalkan kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh a.s diutus ke tengah masyarakat yang sedang menyembah berhala. Berhala tersebut merupakan buatan mereka sendiri. Mereka meyakini bahwa berhala itu memiliki kekuatan gaib di atas kekuatan manusia, dan berhala tersebut diberi nama sesuai keinginan yang membuatnya.

Nabi Nuh mengajak umatnya untuk berpikir karena memang beliau merupakan orang yang pintar dan cerdas. Ia mengajak umatnya untuk mengamati ciptaan Allah SWT yaitu langit, bulan, bintang, dan juga matahari. Bumi dengan kekayaan yang ada di permukaan maupun di dalam tanah, yang berupa hewan, tanaman, sungai dan air yang mengalir serta pergantian siang dan malam. Semua hal tersebut merupakan bukti dan tanda kekuasaan dan keesaan Allah SWT.

Nabi Nuh juga memberikan kabar bahwa akan ada hadiah atau ganjaran surga dan segala nikmatnya bagi orang-orang yang beramal saleh. Dan ada balasan siksa neraka bagi mereka yang membangkang atas perintah dan mengerjakan larangan Allah SWT, yaitu orang-orang yang mungkar, berbuat dosa, dan bergelimang pada kemaksiatan.

Dakwah Nabi Nuh dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi dan juga terang-terangan serta dilakukan siang dan malam. Nabi Nuh termasuk orang yang cerdas, tajam pemikirannya, pintar bertutur kata, dan pandai berdiskusi, serta memiliki sifat sabar dan tenang.

Nabi Nuh diangkat menjadi Rasul ketika usianya 450 tahun dan beliau meninggal pada usia 950 tahun. Dengan demikian beliau berdakwah kepada umatnya selama 500 tahun. Meski begitu umat yang mengikuti Nabi Nuh tidak mencapai 100 orang.

Umat Nabi Nuh banyak yang ingkar termasuk anaknya. Ketika beliau mengajak untuk beribadah umatnya selalu mengejek dan menentangnya. Sedangkan para pengikut Nabi Nuh kebanyakan adalah orang-orang fakir miskin atau golongan ekonomi lemah. Dan orang-orang bangsawan dan kaya serta terpandang memusuhi Nabi Nuh.

Pada suatu ketika orang-orang kafir ingin menipu Nabi Nuh dengan mengatakan bahwa mereka bersedia mengikuti ajaran yang dibawa Nabi Nuh, tetapi dengan syarat Nabi Nuh mengusir pengikut Nabi Nuh yang terdiri atas orang-orang miskin itu. Namun, dengan tegas Nabi Nuh menolaknya.

Dengan kecerdasan dan kepandaiannya bertutur kata Nabi Nuh berhasil mengalahkan argumen atau hujah orang-orang kafir. Akhirnya mereka jengkel dan menantang Nabi Nuh.

Mereka berkata: “Hai Nuh! Sesungguhnya kamu telah membantah kami, dan telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”

Nabi Nuh Menjawab: “Hanya Allah yang akan mendatangkan adzab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri. Tidaklah bermanfaat nasihatku kepadamu jika Allah ternyata hendak menyesatkanmu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”

Demikian keterlaluannya kaum Nabi Nuh yang mengingkari ajaran Allah SWT. Mereka bahkan mengejek dan menghina Nabi Nuh sebagai orang yang bodoh dan gila.

Namun, Nabi Nuh sebagai utusan Allah SWT tetap menjalankan tugasnya, untuk mengajak kepada ajaran Allah SWT. Akan tetapi mereka malah semakin menentang.

Mereka berkata: “Sungguh jika kamu tidak berhenti berdakwah, maka kami akan merajammu beramai-ramai.”

Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

Setelah dakwah Nabi Nuh menemui jalan buntu serta pengikutnya tidak bertambah, maka beliau mengadukan kaumnya kepada Allah SWT dalam doanya:

Nabi Nuh Berdoa: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas permukaan Bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan, kecuali anak yang akan membuat maksiat lagi sangat kafir.”

Allah SWT mengabulkan doa Nabi Nuh. Allah telah memberi petunjuk kepada Nabi Nuh untuk membuat kapal yang sangat besar. Dengan perahu itu Nabi Nuh dan kaumnya yang beriman akan selamat. Sedangkan kaum yang ingkar akan ditenggelamkan dengan banjir yang sangat besar, sehingga tidak ada seorang pun dari mereka yang selamat.

Selagi Nabi Nuh dan pengikutnya membuat kapal di atas bukit, kaumnya yang ingkar mengolok-olok dan mengejeknya.

Mereka: “Lihat! Nuh semakin gila, masa kemarau panas begini membuat perahu, di atas bukit lagi. Sungguh dia sudah miring otaknya.”

Di antara mereka bahkan ada yang buang kotoran di dalam kapan yang sedang dibuat oleh Nabi Nuh dan pengikutnya. Hal itu dilakukan ketika Nabi Nuh dan pengikutnya tidak sedang di tempat pembuatan kapal. Namun, akibat dari itu mereka yang buang kotoran perutnya menjadi sakit dan tidak seorang pun dapat mengobatinya. Dengan merengek-rengek mereka meminta Nabi Nuh untuk mengobatinya. Nabi Nuh hanya meminta mereka untuk membersihkan kapal. Dan setelah itu mereka sembuh dari sakit perutnya.

Banjir Besar Memusnahkan Orang-Orang Kafir

Sesuai dengan Wahyu Allah SWT, Nabi Nuh mengajak kaumnya yang beriman untuk masuk ke dalam kapal yang sudah selesai dibuat. Nabi Nuh juga membawa berbagai pasang binatang dalam kapalnya.

Tidak lama setelah itu, langit yang tadinya sangat cerah berubah menjadi gelap. Mendung tampak tebal diiringi dengan angin kencang yang mulai berhembusan. Bersamaan dengan turunnya hujan lebat, air dari dalam Bumi juga mulai memancar keluar ke permukaan.

Hujan turun dengan lebatnya, belum pernah ada hujan selebat itu sebelumnya. Bagaikan dicurahkan dari langit. Rumah-rumah mulai terendam dengan air yang mulai meninggi, angin kencang dan badai menambah kepanikan semua orang.

Dari kejauhan Nabi Nuh melihat salah satu putranya yaitu Kan’an sedang berlari menuju puncak gunung. Nabi Nuh memanggil anaknya itu.

Nabi Nuh: “Hai anakku, kemarilah. Naiklah ke kapalku maka kau akan selamat!.”

Kan’an: “Tidak! Aku akan ke puncak gunung, aku pasti akan selamat.”

Nabi Nuh: “Anakku! Pada hari ini tidak seorang pun akan dapat menyelamatkan diri dari adzab Allah!.”

Tapi Kan’an dengan sombong terus berlari. Ia tidak menghiraukan panggilan Ayahnya. Ia mengira banjir itu hanya bencana alam biasa yang segara reda, maka ia memutuskan terus berlari mendaki ke puncak gunung. Memang Kan’an tidak mau mengikuti ajaran Nabi Nuh ia lebih suka hidup bersama orang-orang kafir, karena itu ia tidak mau menumpang kapal Nabi Nuh.

Nabi Nuh merasa sedih dan berdua. Bagaimana pun Kan’an adalah putranya. Maka ia berdoa kepada Allah SWT agar Kan’an diselamatkan. Namun, Allah SWT menolak permintaan Nabi Nuh. Sebab Kan’an adalah anak yang durhaka dan tidak mau beriman.

Berdasarkan suatu riwayat kapal Nabi Nuh berlabuh selama 40 hari, sesudah itu banjir mereda. Kapal Nabi Nuh terdampar di sebuah puncak gunung yang dahulu disebut gunung Jody di wilayah Turki. Para ilmuan telah menemukan fosil kapal Nabi Nuh tersebut, dengan demikian agama bukanlah dongeng belaka, agama adalah keyakinan yang benar, cerita tentang para nabi dan rasul adalah benar.

Nabi Nuh dan pengikutnya diperintahkan untuk turun dari kapalnya. Begitu juga dengan berbagai pasang binatang yang ada di dalam kapal.

Dengan demikian binasalah semua orang-orang kafir yang menentang Nabi Nuh. Dan hanya para pengikut Nabi Nuh yang hidup dan menempati Bumi sebagai penghuninya.

Beberapa Penemuan Fosil Kapal Nabi Nuh AS Oleh Beberapa Peneliti

Sejarah tentang Nabi Nuh dan kapalnya tersebut membuat peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam “Noah’s Ark Ministries Internasional” ingin membuktikannya sehingga mereka selama bertahun-tahun mencari sisa-sisa perahu legendaris tersebut.

Setelah bertahun-tahun mencari sisa-sisa kapal Nabi Nuh, tepatnya 2010 mereka mengumumkan telah menemukan perahu Nabi Nuh di Turki. Mereka menemukan sisa-sisa kapal Nabi Nuh di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur.

Bahkan mereka mengklaim telah masuk dan mengambil foto-foto dari sisa-sisa kapal Nabi Nuh. Menurut para peneliti, fosil kapal yang mereka temukan memiliki usia karbon 4.800 tahun, cocok dengan yang digambarkan dalam sejarah, yang jelas jika kapal yang mereka temukan adalah kapal Nabi Nuh asli maka mereka telah menemukan kapal paling bersejarah di dunia, yaitu kapan Nabi Nuh.

Source

Rahimsyah AR. (2018). Kisah Teladan 25 Nabi & Rasul. Jakarta: Bintang Indonesia.

Post a Comment for "Kisah Nabi Nuh Alaihi Salam"