Keutamaan Kisah dalam Al-Quran
By: Wahyu Agung Prasongko
![]() |
wapsablogger.id |
Wapsablogger.id – Islamic Center - Al-Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada malam 17 bulan Ramadhan. Al-Quran terdiri atas 30 Juz, 114 surah, dan 6.236 ayat menurut riwayat Hafs dari Imam ‘Asim (Kemenag 2023). Dari sekian banyak ayat yang terkandung dalam Al-Quran semuanya memiliki keutamaan atau kandungan kisah-kisah di dalamnya yang memberikan petunjuk dan manfaat bagi kehidupan manusia di muka bumi (Nashrullah 2020). Selain itu, Al-Quran berisikan kandungan yang merupakan tanggung jawab utama yang perlu dilaksanakan oleh seluruh umat Islam (Salihan dan Hamid 2019), tidak hanya kewajiban yang terkandung dalam rukun Islam, tetapi kewajiban untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada mitra dakwah dan umat manusia.
Kitab suci Al-Quran memiliki kedudukan yang sangat istimewa dibandingkan dengan kitab-kitab suci lainnya. Mengapa demikian? Karena Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang tidak pernah mengalami perubahan dan pergantian baik dari segi isi maupun pelafalannya. Kebenaran Al-Quran telah terjamin akan terjaga mulai diturunkannya sampai hari kiamat. Oleh karena itu, Al-Quran menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dan umat manusia yang tidak mengenal waktu bahkan semakin berkembangnya teknologi Al-Quran akan semakin menunjukkan keaslian dan keautentikannya. Allah sendiri yang menjamin akan menjaga kebenaran Al-Quran, seperti yang telah disebutkan dalam QS. Al-Hajj ayat 9 (Kementerian Agama RI 2019):
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهُ لَحٰفِظُوْنَ ٩
Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al-Hajj [15]: 9).
Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Quran selama-lamanya. Yang memelihara Kami (Allah), malaikat Jibril, dan kaum mukmin yang akan selalu memelihara keaslian, kesucian, dan kekekalan Al-Quran hingga akhir zaman (kiamat).
Al-Quran banyak mengandung kisah-kisah inspiratif. Kisah-kisah ini menceritakan peristiwa-peristiwa sejarah dengan penyajian yang sangat mendalam dan bermakna. Dalam Al-Quran akan menemukan berbagai kisah-kisah tentang para Nabi, tokoh-tokoh terdahulu, dan berbagai bentuk peristiwa penting dalam sejarah umat Islam dan umat manusia. Kisah-kisah yang diceritakan dalam Al-Quran berbeda dengan kisah-kisah yang diceritakan dalam kitab suci lainnya, yang mana kisah-kisah yang diceritakan telah mengalami perombakan dan perubahan oleh pengikutnya. Salah satu keunggulan kisah Al-Quran dibandingkan dengan kitab suci lainnya adalah terletak pada keautentikannya (keasliannya).
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang di dalamnya terdapat berbagai kisah-kisah tentang para Nabi dan orang-orang mukmin, begitu juga terdapat kisah-kisah orang kafir. Kisah-kisah dalam Al-Quran merupakan kisah yang terbaik. Allah menyampaikan kepada umat manusia tentang kisah-kisah yang terbaik. Allah memberitahukan segala sesuatu kepada manusia dalam Al-Quran tentang kisah-kisah yang paling baik. Hal ini telah dijelaskan dalam QS. Yunus ayat 3, yaitu (Zaidan 1998, 5):
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِه لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ ٣
Artinya: “Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Quran ini kepadamu. Sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang-orang yang tidak mengetahui”. (QS. Yusuf [12]: 3).
Syekh Al-Islam mengatakan bahwa kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Quran yang difirmankan oleh Allah SWT. Kisah-kisah yang terbaik itu adalah kisah-kisah tentang para Nabi dan orang-orang mukmin serta terdapat pula kisah orang-orang kafir, sehingga dapat digunakan sebagai motivasi atau pelajaran untuk umat Islam.
Menceritakan ulang kisah-kisah dalam Al-Quran pastinya terdapat manfaat yang akan diperoleh. Kisah dalam Al-Quran mungkin saja terdapat kemiripan, akan tetapi memiliki makna atau pelajaran yang berbeda. Artinya terdapat makna lain yang tidak terdapat pada kisah satunya tanpa adanya pertentangan, karena Al-Quran diturunkan demi kebaikan umat manusia. Al-Quran diturunkan untuk dijadikan pedoman, pelajaran, nasihat, dan mempengaruhi akal dan pikiran, dengan cara yang singkat maupun panjang. Kisah-kisah dalam Al-Quran merupakan fenomena fakta yang telah terjadi (Zaidan 1998, 6).
Keunggulan kisah Al-Quran tidak hanya unggul dari sisi keaslian (keautentikannya). Akan tetapi kisah Al-Quran juga mengandung pesan dan mengandung pembelajaran moral, etika, sikap, keadilan, cinta, dan taat kepada Allah SWT, yang mana hal ini dapat menjadi pedoman bagi kehidupan manusia. Dengan berbagai keistimewaan atau keutamaan Al-Quran dan kisah-kisah yang terkandung di dalamnya, menjadikan Al-Quran sebagai sumber pengetahuan, inspirasi, motivasi, serta pandangan dan pedoman hidup umat Islam. Al-Quran dapat menjadi pembimbing dan pedoman umat Islam dalam mengarungi kehidupan yang penuh rintangan dan tantangan ini dengan penuh kebijaksanaan, cinta, ketaatan, dan keimanan yang kokoh dan kuat.
Terdapat banyak hikmah atau pelajaran yang dapat dipetik dari kisah-kisah dalam Al-Quran, yaitu sebagai berikut (Zaidan 1998, 6–8):
1. Memahami berita atau informasi, fakta, makna, dan jenis pembelaan antara orang-orang yang benar dan yang batil (salah), dan mempertimbangkannya.
Yaitu kisah tentang para Nabi dan para pengikutnya dalam melewati rintangan yang ada, dan Allah menolong mereka dan menjadikan akhir yang baik bagi mereka, serta di dalamnya terdapat hikmah bagi orang-orang yang beriman. Hal ini telah difirmankan Allah dalam QS. Yusuf ayat 111, yaitu:
لَقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَرٰى وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ࣖ ١١١
Artinya: “Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat. (Al-Qur’an) bukanlah cerita yang dibuat-buat, melainkan merupakan pembenar (kitab-kitab) yang sebelumnya, memerinci segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (QS. Yusuf [12]: 111).
2. Dalam kisah-kisah Al-Quran terdapat penjelasan tentang hukum-hukum Allah SWT dalam penciptaan bangsa, kelompok, dan individu (perseorangan), yaitu hukum-hukum yang berlaku dan harus ditaati oleh manusia.
Kisah-kisah dalam Al-Quran tidak dimaksudkan untuk mengisahkan sejarah suatu bangsa, kelompok, dan individu. Akan tetapi diciptakan dengan tujuan agar menjadi tempat pembelajaran, nasihat, ungkapan, dan sejarah (kenangan yang dijadikan pelajaran). Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Hud ayat 120, yaitu:
وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِه فُؤَادَكَ وَجَاۤءَكَ فِيْ هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ ١٢٠
Artinya: “Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad), yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. Di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang-orang mukmin”. (QS. Hud [11]: 120).
3. Dalam kisah-kisah Al-Quran terdapat penjelasan tentang cara-cara atau metode para Nabi dalam berdakwah kepada jalan Allah SWT. serta berkomitmen, kesabaran, dan mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW, kaumnya, serta pengikutnya, dan para mukmin.
Penulis tafsir Al-Manar, Syekh Rashid Reda mengatakan kesepakatan seorang Rasul dengan orang-orang sebelumnya dalam landasan agama dan beberapa cabangnya tidak disebut peniruan, mengikutinya. Tetapi mengikutinya bagaimana cara dalam menyeru dan menegakkan agama Allah SWT. Dijelaskan bahwa Allah memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk meneladani para Nabi dan orang-orang berimanan yang bersamanya serta menjadikan mereka teladan bagi mereka dalam kehidupannya.
4. Dalam kisah-kisah Al-Quran terdapat contoh orang-orang mukmin yang sabar dan teguh pada kebenaran dan menunjukkan perilakunya atau sikap yang baik terhadap orang kafir yang memusuhinya karena keimanan mereka kepada Allah SWT. Firman Allah SWT. dalam QS. Al-Buruj ayat 8, yaitu:
وَمَا نَقَمُوْا مِنْهُمْ اِلَّآ اَنْ يُّؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِۙ ٨
Artinya: “Tidaklah mereka menyiksa (membakar) orang-orang mukmin itu, kecuali karena mereka beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. (QS. Al-Buruj [85]: 8).
5. Dalam kisah-kisah Al-Quran terdapat penjelasan tentang naluri manusia, sifat-sifat, dan jenis-jenis naluri yang dianugerahkan oleh Allah SWT., serta dampaknya terhadap perilaku dan tindakkannya serta hubungannya dengan orang lain.
6. Di antara kisah-kisah Al-Quran terdapat penjelasan tentang kondisi manusia dan kezalimannya yang disebabkan karena uang, kekuasaan, atau kedudukannya. Ditambah lagi dengan kisah-kisah tersebut sebagian besar diambil dari Al-Quran.
7. Dalam kisah-kisah Al-Quran terdapat fakta-fakta ilmiah yang berkaitan dengan alam semesta, antara lain manusia, hewan, tumbuhan, bumi, langit, dan bintang, yang tidak diketahui kecuali di zaman yang modern, dan mengetahuinya adalah menambah pengetahuan dan memperkuat makna keimanan yang dibawa agama Islam.
Reference
Kemenag.
2023. “Jumlah Ayat Al-Quran.” kemenag.go.id. 25 September 2023.
https://kemenag.go.id/opini/jumlah-ayat-alquran-bhjfvi.
Kementerian Agama RI.
2019. Al-Quran dan Terjemahan. Jakarta: Departemen Agama.
https://lajnah.kemenag.go.id/unduhan/quran-kemenag.html.
Nashrullah, Muhammad Iqba.
2020. “Kisah Kisah dalam Al Qur’an dan Relevansinya dengan Nilai-Nilai
Pendidikan Islam.” Al-Hikmah: Jurnal Studi Islam 1 (1): 127–46.
Salihan, Syafawati, dan
Muhammad Hafizan Abd Hamid. 2019. “Pengkisahan Dalam Al-Quran :
Kolerasi Antara Kisah Nabi Musa A.S Dengan Novel ‘Sunan
Musafir’ Karya Ramlee Awang Mursyid: Storytelling in
Al-Quran :
Correlation Between Story of Prophet Musa A.S and Novel ‘Sunan Musafir’ by
Ramlee Awang Mursyid.” Jurnal
Pengajian Islam 12 (2): 80–98.
Zaidan, Abdul Karim. 1998. Al-Mustafad min Qasasil Quran lid Da’wah wad Du’ah. 1 ed. Beirut, Lebanon: Arrisalah / Ar-Resalah Publisher.
Post a Comment for "Keutamaan Kisah dalam Al-Quran"
Post a Comment